Tuesday, November 10, 2020

Teruslah berjuang sampai semua mimpimu bisa terwujud. Tak ada kata lelah untuk belajar

0

" Masuk Kuliah"



Dunia perkuliahan, impian semua orang tapi tak semua orang mampu merasakan dan mewujudkannya. Terlalu mewah bagi mereka anak buruh tani. Maka tak jarang anak desa lulus SMA lebih memilih kerja jadi karyawan pabrik, atau sejenisnya selama 1-3 tahun kemudian menikah, dan akhirnya meneruskan pekerjaan orang tua mengelola sawah atau bisa di bilang menjadi buruh tani. Begitulah alur kehidupan kebanyakan orang di desa. 

Berbeda denganku yang tak ingin seperti itu, aku ingin bisa merubah pemikiran orang desa. Aku ingin bisa mendapatkan pendidikan tinggi seperti orang-orang kota. Pendidikan bukanlah milik mereka orang kaya, tetapi milik semua orang yang mau berjuang tak memandang kaya atau miskin. Tekatku telah buat aku harus bisa kuliah di perguruan tinggi baik negeri atau swasta tak apa yang terpenting bisa kuliah. Aku yakin aku bisa kuliah.

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Sebagai buruh tani dan kuli bangunan itulah mata pencaharian sehari hari. Sejak kecil dididik hidup sederhana jauh dari kemewahan. Mandiri itulah sifat paling utama yang di tanamkan sejak dini, tak menggantung orang lain maupun orang tua. Ketika aku ingin kuliah maka aku harus mandiri.

Ketika kita memiliki mimpi besar dan niat yang baik dibekali dengan perjuangan insyaallah pasti bisa terwujud. Yah salah satu mimpi besarku sejak kecil yaitu ingin kuliah. Aku mencari informasi tentang kuliah, jurusan, nama perguruan tinggi, biaya pendidikan. Semua ku cari sendiri dari kakak kelas, website, dan expo kampus.

Segala sesuatu harus di perjuangkan, begitu dengan mimpi besar ku. Awalnya berat sekali, bagaimana tidak aku termasuk orang yang pendiam dan bisa di bilang anak rumahan. Tidak pernah pergi jauh dari rumah, karena pagi sekolah dan jam 2-4 harus sekolah kitab( Ngaji kitab). Malam belajar begitulah kehidupan ku dari TK-SMA.

Ketika sudah lulus SMA aku dituntut lebih mandiri. Dari sekolah ku hanyalah aku perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Aku dan 2 teman laki-laki berjuang bareng memperjuangkan mimpi besar yaitu kuliah. Kami bertiga mendaftar Beasiswa Bidikmisi (sekarang KIP Kuliah). Kesana kesini mempersiapkan semua berkas yang dibutuhkan. Kami pun mendaftar Sbmptn (UTBK).

Tak semudah yang kukira banyak juga tantangan yang harus dihadapi saat mendaftarkan diri sebagai calon peserta penerima Beasiswa Bidikmisi. Mulai dari masalah pihak sekolahan, berkas yang harus disiapkan, dan mental yang kuat mendengarkan perkataan yang melemahkan semangat bisa kuliah. Banyak para tetangga yang bilang " ngapain kuliah, kuliah Ki mahal emang kamu punya banyak uang ujung ujungnya nanti nikah juga."  Hanya diam yang bisa kulakukan aku yakin aku bisa dengan izin-Nya apapun bisa terjadi.

 Jadwa UTBK berbeda-beda, diantara kami bertiga tidak ada yang sama. Aku pun  pergi ke Semarang tanpa ada teman satu pun untuk mengikuti test seleksi Sbmptn. Menggunakan kendaraan fasilitas umum yaitu Bus, sangat berat rasanya. Ini pertama kali aku pergi ke luar kota sendirian.

 Orang tua bukan berarti tidak sayang dengan ku membiarkanku pergi sendiri namun apa boleh buat, orang tua harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari rumah jam 13.00 aku ke terminal Purwodadi menunggu bus. Lama sekali menunggu jam menunjukkan pukul 15.00 baru ada bus. Sampai di Semarang magrib.

Aku pun di jemput kakak tingkat yang kuliah di Undip menggunakan Grabcar. Setelah sampai di kost beliau di daerah Tembalang. Beliau baru sadar besok dia mau pulang kampung akhirnya aku dianter temannya ke daerah Unnes. Dengan alasan juga test ku di Unnes pagi. Pukul 21.00 sampai di kost Mbak Nunung namanya. Tubuhku rasanya lemas, capek, pusing. Ku membersihkan badan kemudian langsung tidur.

Selain Sbmptn aku juga mendaftar UMPTKIN lokasi test di UIN Walisanga Semarang. Kali ini aku tidak sendirian,aku dengan teman ku beda kecamatan dia dari kecamatan Penawangan (1 jam lebih jarak rumahku dengan dia). Pagi pagi sekali aku dianter ibukku sampai di terminal kecamatan ku, aku naik bus turun di simpang lima, dan di jemput beliau. Kami naik kereta yang biaya terjangkau dan waktu lebih efisien.

Aku berharap semua perjuangan yang telah ku lewati membuahkan hasil yang memuaskan bisa mengantarkanku ke gerbang pintu perguruan tinggi. Namun takdir berkata lain, pengumuman Sbmptn dan Umptkin mengatakan bahwa aku tidak lolos seleksi. Sedih rasanya ingin marah, kecewa pada diriku sendiri. Setelah beberapa hari aku berpikir kembali aku harus yakin aku bisa kuliah. Mungkin ini yang terbaik untuk diriku saat ini.

Semangatku mulai membara aku harus bangkit dari kegagalan. Aku yakin tidak akan ada kesia-siaan atas apa yang sudah terjadi. Aku pun mendaftarkan diri di salah satu perguruan tinggi swasta di Semarang yaitu di Universitas Stikubank Semarang (Unisbank) dengan mengajukan Beasiswa Bidikmisi. Setelah 2 bulan aku mendapatkan informasi bahwa aku lolos beasiswa Bidikmisi di Universitas Stikubank Semarang ( Unisbank).

Bahagia rasanya akhirnya mimpi ku bisa terwujud, semua perjuangan yang telah ku tempuh terbayarkan. Terimakasih Ya Allah sudah meridhoi mimpiku. Semua harus di perjuangan. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha seseorang. Teruslah berjuang sampai semua mimpimu bisa terwujud. Tak ada kata lelah untuk belajar. Salam Bidikmisi Salam Prestasi!!

  22 Oktober 2020



  IDENTITAS DIRI

Nama            : Salsa Destiani Mufidah

NIM                : 19.05.52.0218

Prodi.              : Akuntansi

Asal                : Universitas Stikubank Semarang

IDIG/No. WA  : salsadestian08 /082328420688

Alamat.           : Dusun Jatitengah Desa Tambakselo RT 02 RW 10 Kecamatan Wirosari       Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah

Author Image

About bidikin
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment