" Masuk Kuliah"
Dunia perkuliahan, impian semua orang tapi tak semua orang mampu merasakan dan mewujudkannya. Terlalu mewah bagi mereka anak buruh tani. Maka tak jarang anak desa lulus SMA lebih memilih kerja jadi karyawan pabrik, atau sejenisnya selama 1-3 tahun kemudian menikah, dan akhirnya meneruskan pekerjaan orang tua mengelola sawah atau bisa di bilang menjadi buruh tani. Begitulah alur kehidupan kebanyakan orang di desa.
Berbeda
denganku yang tak ingin seperti itu, aku ingin bisa merubah pemikiran orang
desa. Aku ingin bisa mendapatkan pendidikan tinggi seperti orang-orang kota.
Pendidikan bukanlah milik mereka orang kaya, tetapi milik semua orang yang mau
berjuang tak memandang kaya atau miskin. Tekatku telah buat aku harus bisa
kuliah di perguruan tinggi baik negeri atau swasta tak apa yang terpenting bisa
kuliah. Aku yakin aku bisa kuliah.
Aku terlahir
dari keluarga yang sederhana. Sebagai buruh tani dan kuli bangunan itulah mata
pencaharian sehari hari. Sejak kecil dididik hidup sederhana jauh dari
kemewahan. Mandiri itulah sifat paling utama yang di tanamkan sejak dini, tak
menggantung orang lain maupun orang tua. Ketika aku ingin kuliah maka aku harus
mandiri.
Ketika kita
memiliki mimpi besar dan niat yang baik dibekali dengan perjuangan insyaallah
pasti bisa terwujud. Yah salah satu mimpi besarku sejak kecil yaitu ingin
kuliah. Aku mencari informasi tentang kuliah, jurusan, nama perguruan tinggi,
biaya pendidikan. Semua ku cari sendiri dari kakak kelas, website, dan expo
kampus.
Segala
sesuatu harus di perjuangkan, begitu dengan mimpi besar ku. Awalnya berat
sekali, bagaimana tidak aku termasuk orang yang pendiam dan bisa di bilang anak
rumahan. Tidak pernah pergi jauh dari rumah, karena pagi sekolah dan jam 2-4
harus sekolah kitab( Ngaji kitab). Malam belajar begitulah kehidupan ku dari
TK-SMA.
Ketika sudah
lulus SMA aku dituntut lebih mandiri. Dari sekolah ku hanyalah aku perempuan yang
ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Aku dan 2 teman laki-laki
berjuang bareng memperjuangkan mimpi besar yaitu kuliah. Kami bertiga mendaftar
Beasiswa Bidikmisi (sekarang KIP Kuliah). Kesana kesini mempersiapkan semua
berkas yang dibutuhkan. Kami pun mendaftar Sbmptn (UTBK).
Tak semudah
yang kukira banyak juga tantangan yang harus dihadapi saat mendaftarkan diri
sebagai calon peserta penerima Beasiswa Bidikmisi. Mulai dari masalah pihak
sekolahan, berkas yang harus disiapkan, dan mental yang kuat mendengarkan
perkataan yang melemahkan semangat bisa kuliah. Banyak para tetangga yang
bilang " ngapain kuliah, kuliah Ki mahal emang kamu punya banyak uang
ujung ujungnya nanti nikah juga."
Hanya diam yang bisa kulakukan aku yakin aku bisa dengan izin-Nya apapun
bisa terjadi.
Jadwa UTBK berbeda-beda, diantara kami bertiga
tidak ada yang sama. Aku pun pergi ke
Semarang tanpa ada teman satu pun untuk mengikuti test seleksi Sbmptn.
Menggunakan kendaraan fasilitas umum yaitu Bus, sangat berat rasanya. Ini
pertama kali aku pergi ke luar kota sendirian.
Orang tua bukan berarti tidak sayang dengan ku
membiarkanku pergi sendiri namun apa boleh buat, orang tua harus bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari rumah jam 13.00 aku ke terminal Purwodadi
menunggu bus. Lama sekali menunggu jam menunjukkan pukul 15.00 baru ada bus.
Sampai di Semarang magrib.
Aku pun di
jemput kakak tingkat yang kuliah di Undip menggunakan Grabcar. Setelah sampai
di kost beliau di daerah Tembalang. Beliau baru sadar besok dia mau pulang
kampung akhirnya aku dianter temannya ke daerah Unnes. Dengan alasan juga test
ku di Unnes pagi. Pukul 21.00 sampai di kost Mbak Nunung namanya. Tubuhku
rasanya lemas, capek, pusing. Ku membersihkan badan kemudian langsung tidur.
Selain Sbmptn
aku juga mendaftar UMPTKIN lokasi test di UIN Walisanga Semarang. Kali ini aku
tidak sendirian,aku dengan teman ku beda kecamatan dia dari kecamatan
Penawangan (1 jam lebih jarak rumahku dengan dia). Pagi pagi sekali aku dianter
ibukku sampai di terminal kecamatan ku, aku naik bus turun di simpang lima, dan
di jemput beliau. Kami naik kereta yang biaya terjangkau dan waktu lebih
efisien.
Aku berharap
semua perjuangan yang telah ku lewati membuahkan hasil yang memuaskan bisa
mengantarkanku ke gerbang pintu perguruan tinggi. Namun takdir berkata lain,
pengumuman Sbmptn dan Umptkin mengatakan bahwa aku tidak lolos seleksi. Sedih
rasanya ingin marah, kecewa pada diriku sendiri. Setelah beberapa hari aku
berpikir kembali aku harus yakin aku bisa kuliah. Mungkin ini yang terbaik
untuk diriku saat ini.
Semangatku
mulai membara aku harus bangkit dari kegagalan. Aku yakin tidak akan ada
kesia-siaan atas apa yang sudah terjadi. Aku pun mendaftarkan diri di salah
satu perguruan tinggi swasta di Semarang yaitu di Universitas Stikubank
Semarang (Unisbank) dengan mengajukan Beasiswa Bidikmisi. Setelah 2 bulan aku
mendapatkan informasi bahwa aku lolos beasiswa Bidikmisi di Universitas
Stikubank Semarang ( Unisbank).
Bahagia rasanya akhirnya mimpi ku bisa terwujud, semua perjuangan yang telah ku tempuh terbayarkan. Terimakasih Ya Allah sudah meridhoi mimpiku. Semua harus di perjuangan. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha seseorang. Teruslah berjuang sampai semua mimpimu bisa terwujud. Tak ada kata lelah untuk belajar. Salam Bidikmisi Salam Prestasi!!
22 Oktober 2020
Nama : Salsa Destiani Mufidah
NIM :
19.05.52.0218
Prodi. :
Akuntansi
Asal :
Universitas Stikubank Semarang
IDIG/No. WA : salsadestian08
/082328420688
Alamat. :
Dusun Jatitengah Desa Tambakselo RT 02 RW 10 Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah