Bismillahirohmanirohim..
Halo,Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Saya bukan penulis,tapi saya hanya ingin berbagi sedikit kisah perjuangan saya
untuk mendapatkan pendidikan.
Sebelumnya perkenalkan nama
saya Gustianti, lahir di Sambas pada 13 Agustus 2002. Saat ini sedang menempuh pendidikan sebagai seorang
Mahasiswi angkatan 2019 di
JurusanManajemen Informatika,Politeknik Negeri Sambas. Saya anak kedua dari 4 bersaudara,dan anak
pertama sudah meninggal. Nama bapak saya Deki dan ibu saya Saparila,mereka
orangtua yang sangat hebat karena tanpanya saya bukan apa-apa. Orangtua yang
selalu mensuport saya dan tidak ingin melihat saya kecewa. Walau terkadang
waktu yang memaksa saya untuk dewasa sebelum waktunya.
Terlahir dari keluarga
sederhana,ibu seorang kuli dagang,dan bapak bekerja serabutan. Tidak menutup
kemungkinan untuk memperoleh pendidikan tinggi bukan?yups,selagi masih ada
kemauan maka disitu ada jalan. Tentu saja tidak mudah untuk sampai
dititik ini. Suka,duka bahkan air
mata menjadi teman setia disetiap langkah perjuanganku.Perjuanganku dimulai
sejak aku menempuh pendidikan di bangku Madrasah,sebab usaha orangtua saya bangkrut. Saya yang
seharusnya menikmati masa kanak-kanak harus belajar bekerjademi membantu perekonomian keluarga dengan cara
mencari upah mengantar karet hasil petanikaret di desa.
Hal ini tidak berlaku sejak Madrasah saja,namun sampai saya SMP. Bahkan sebelum masuk SMP sempat memutuskan ingin belajar merantau kenegeri Seberang (Malaysia) tetapi hal tersebut ditolak oleh keinginan yang lebih
kuat untuk sekolah.Semua tetap
berlanjut,semuanya saya nikmati
seiring berjalannya waktu. Dimana pagi harus mengayuh sepeda untuk sekolah dan siang untuk bekerja demi
membantu keluarga.
Tiba masanya kelulusan SMP,disambut dengan gembira para
teman-teman,tapi tidak dengan saya. Ayah sakit parah dan ibu
menjadi tulang punggung keluarga sekaligus menjaga adik yang masih kecil.
Bisa dibilang pada masa itu adalah masa tersulit kami, saya yang awalnya ingin mengejar mimpi,seketika
tertampar oleh kondisi keluarga.Pada masa itu untuk memenuhi makan sehari-hari
saja sulit,apalagi membiayai pendidikan.bahkan
makan terkadang dari belas kasih orang.
Tapi tetap saja tekad untuk sekolah
masih kuat,hingga akhirnya keluarga
dari ibu saya berkenan membantu membiayai pendidikan saya. Alhamdulillah sejak SMA sudah mendapat bantuan beasiswa KIP. Berselang
1 tahun dan naik kelas 11 SMA bapak sudah sembuh dari sakitnya tetapi masih belum bisa bekerja berat. Sejak SMA saya belajar untuk membuka usaha
kecil dengan jualan minyak wangi. Guna meringankan beban jajan
sekolah.
Tiba kelulusan SMA yang lain sibuk dengan tujuannya ingin melanjutkan
pendidikan diberbagai UNIV,sedangkan saya?sudah memilih untuk mencari
pekerjaan guna membantu keluarga,ingin kuliah
tapi tetap saja terhalang biaya. Bagian ini sedikit menarik karena saat itu ada
beasiswadari kampus yang sekarang saya
tempati. H-1 penutupan pendaftaran beasiswa Bidikmisi dikampus saya masih memikirkan pertimbangan dari orangtua yang takut saya tidak
lolos Bidikmisi dan harus menanggung kekecewaan.
Saya berusaha
meyakinkan orangtua sehingga
mereka setuju,saat itu langsung
bergegas mengurus segala berkas terkait pendaftaran beasiswa Bidikmisi,mengurus segala keperluan
sendiri memanglah sulit. Tapi semua itu bukanlah halangan untuk orang-orang
yang punya kemauan dan keinginan yang kuat. Hingga pada saat itu aku sama
sekali tidak merepotkan orangtua,kecuali minta tanda tangan saja.
Dari bolak balik TU,kantor
Desa dan lain sebagaianya yang memerlukan tenaga dan biaya,saya memanfaatkan
uang hasil jualan minyak wangi,untuk memenuhi keperluan saat mengurus berkas-berkas tersebut.Hingga berkas dan sebagainya selesai sebelum deadline tanpa kendala apapun. Singkat cerita saya dinyatakan lolos dalam tes PMDK 2019,tetapi beasiswa Bidikmisi masih belum di umumkan
. sedangkan jadwal Registasi
ulang sudah ditetapkan,saya sama
sekali tidak punya uang untuk membayar jikalau jadwal registrasi ulang lebih
dulu dari pada pengumuman beasiswa.
Keajaiban terjadi,Waktu
itu sekitar sore jam 4 saya tertidur,tiba-tiba
pihak kampus menelpon memberitahu
bahwa saya lolos beasiswa
Bidikmisi. Masih berasa mimpi bukan?
Eh bukan mimpi,ini kenyataan yang indah dari mimpi-mimpi saya dimana ingin
memperoleh pendidikan dibangku kuliah. Hingga akhirnya saya bisa merasakan pendidikan dibangku kuliah sekarang berkat beasiswa dan do’a orangtu.
Tak lupa sekarang saya sebagai seorang mahasiswi dan
sekarang sedang merintis bisnis online shop yang modalnya disisihkan dari biaya jajan yang
diberikan dari beasiswa,hingga saya
bisa membantu biaya sekolah adik-adik saya,memenuhi kebutuhan sendiri,dan
lain sebagainya walaupun belum sepenuhnya
.Jalan masih panjang,jangan pandang belakang teman sebab hal-hal buruk
akan selalu menghantuimu,sedangkan
ketika kamu memandang kedepan maka kamu hanya memiliki satutujuan yaitu menuju mimpi-mimpimu. Hari ini kita berada
dibawah dan buktikan esok kita akan menjadi orang sukses.
Aamiin.