Tuesday, December 1, 2020

Jalan Masih Panjang, Jangan Pandang Belakang Teman Sebab hal buruk yang menghantuimu

0

 

 

Bismillahirohmanirohim..

    Halo,Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Saya bukan penulis,tapi saya hanya ingin berbagi sedikit kisah perjuangan saya untuk mendapatkan pendidikan.

Sebelumnya perkenalkan nama saya Gustianti, lahir di Sambas pada 13 Agustus 2002. Saat ini  sedang menempuh pendidikan sebagai seorang Mahasiswi angkatan 2019 di JurusanManajemen Informatika,Politeknik Negeri Sambas. Saya anak kedua dari 4 bersaudara,dan anak pertama sudah meninggal. Nama bapak saya Deki dan ibu saya Saparila,mereka orangtua yang sangat hebat karena tanpanya saya bukan apa-apa. Orangtua yang selalu mensuport saya dan tidak ingin melihat saya kecewa. Walau terkadang waktu yang memaksa saya untuk dewasa sebelum waktunya.

Terlahir dari keluarga sederhana,ibu seorang kuli dagang,dan bapak bekerja serabutan. Tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh pendidikan tinggi bukan?yups,selagi masih ada kemauan maka disitu ada jalan. Tentu saja tidak mudah untuk sampai dititik ini. Suka,duka bahkan air mata menjadi teman setia disetiap langkah perjuanganku.Perjuanganku dimulai sejak aku menempuh pendidikan di bangku Madrasah,sebab usaha orangtua saya bangkrut. Saya yang seharusnya menikmati masa kanak-kanak harus belajar bekerjademi membantu perekonomian keluarga dengan cara mencari upah mengantar karet hasil petanikaret di desa.

 Hal ini tidak berlaku sejak  Madrasah saja,namun sampai saya SMP. Bahkan sebelum masuk SMP sempat memutuskan ingin belajar merantau kenegeri Seberang (Malaysia) tetapi hal tersebut ditolak oleh keinginan yang lebih kuat untuk sekolah.Semua tetap berlanjut,semuanya saya nikmati seiring berjalannya waktu. Dimana pagi harus mengayuh sepeda untuk sekolah dan siang untuk bekerja demi membantu keluarga.

Tiba masanya kelulusan SMP,disambut dengan gembira para teman-teman,tapi tidak dengan saya. Ayah sakit parah dan ibu menjadi tulang punggung keluarga sekaligus menjaga adik yang masih kecil. Bisa dibilang pada masa itu adalah masa tersulit kami, saya yang awalnya ingin mengejar mimpi,seketika tertampar oleh kondisi keluarga.Pada masa itu untuk memenuhi makan sehari-hari saja sulit,apalagi membiayai pendidikan.bahkan makan terkadang dari belas kasih orang.

 Tapi tetap saja tekad untuk sekolah masih kuat,hingga akhirnya keluarga dari ibu saya berkenan membantu membiayai pendidikan saya. Alhamdulillah sejak SMA sudah mendapat bantuan beasiswa KIP. Berselang 1 tahun dan naik kelas 11 SMA bapak sudah sembuh dari sakitnya tetapi masih belum bisa bekerja berat. Sejak SMA saya belajar untuk membuka usaha kecil dengan jualan minyak wangi. Guna meringankan beban jajan sekolah.

Tiba kelulusan SMA yang lain sibuk dengan tujuannya ingin melanjutkan pendidikan diberbagai UNIV,sedangkan saya?sudah memilih untuk mencari pekerjaan guna membantu keluarga,ingin kuliah tapi tetap saja terhalang biaya. Bagian ini sedikit menarik karena saat itu ada beasiswadari kampus yang sekarang saya tempati. H-1 penutupan pendaftaran beasiswa Bidikmisi dikampus saya masih memikirkan pertimbangan dari orangtua yang takut saya tidak lolos Bidikmisi dan harus menanggung kekecewaan.

Saya berusaha meyakinkan orangtua sehingga mereka setuju,saat itu langsung bergegas mengurus segala berkas terkait pendaftaran beasiswa Bidikmisi,mengurus segala keperluan sendiri memanglah sulit. Tapi semua itu bukanlah halangan untuk orang-orang yang punya kemauan dan keinginan yang kuat. Hingga pada saat itu aku sama sekali tidak merepotkan orangtua,kecuali minta tanda tangan saja.

Dari bolak balik TU,kantor Desa dan lain sebagaianya yang memerlukan tenaga dan biaya,saya memanfaatkan uang hasil jualan minyak wangi,untuk memenuhi keperluan saat mengurus  berkas-berkas tersebut.Hingga berkas dan sebagainya selesai sebelum deadline tanpa kendala apapun. Singkat cerita saya dinyatakan lolos dalam tes PMDK 2019,tetapi beasiswa Bidikmisi masih belum di umumkan . sedangkan jadwal Registasi ulang sudah ditetapkan,saya sama sekali tidak punya uang untuk membayar jikalau jadwal registrasi ulang lebih dulu dari pada pengumuman beasiswa.

Keajaiban terjadi,Waktu itu sekitar sore jam 4 saya tertidur,tiba-tiba pihak kampus menelpon memberitahu bahwa saya lolos beasiswa Bidikmisi. Masih berasa mimpi bukan? Eh bukan mimpi,ini kenyataan yang indah dari mimpi-mimpi saya dimana ingin memperoleh pendidikan dibangku kuliah. Hingga akhirnya saya bisa merasakan pendidikan dibangku kuliah sekarang berkat beasiswa dan do’a orangtu.

Tak lupa sekarang saya sebagai seorang mahasiswi dan sekarang sedang merintis bisnis online shop yang modalnya disisihkan dari biaya jajan yang diberikan dari beasiswa,hingga saya bisa membantu biaya sekolah adik-adik saya,memenuhi kebutuhan sendiri,dan lain sebagainya walaupun belum sepenuhnya

.Jalan masih panjang,jangan pandang belakang teman sebab hal-hal buruk akan selalu menghantuimu,sedangkan ketika kamu memandang kedepan maka kamu hanya memiliki satutujuan yaitu menuju mimpi-mimpimu. Hari ini kita berada dibawah dan buktikan esok kita akan menjadi orang sukses.

Aamiin.

Author Image

About bidikin
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment