Assallamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh..
Hai, saya Nurul Huda Akmal dari Politeknik Negeri Medan stambuk 2019. Anak jurusan Administrasi Niaga prodi Administrasi Bisnis, calon Sekretaris di masa depan InshaAllah. Saya berasal dari Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Delitua. Saya terlahir dari keluarga yang secara ekonomi yang dapat dikatakan tidak menentu atau tidak stabil, terkadang ekonomi berada di atas dan terkadang juga dibawah. Mungkin itu yang disebut dengan roda hidup berputar, dan rezeki diatur Sang Maha Kuasa. Jujur, saya tipe manusia yang menyukai pengetahuan/ilmu, tapi bagi saya ilmu tak semata mata hanya dari Lembaga Pendidikan saja, dari buku, film, lingkungan bahkan pengalaman juga ada ilmunya. Ya, segala hal dalam hidup adalah sebuah proses pembelajaran. Hidup di ekonomi keluarga yang tidak stabil membuat saya sempat berfikir tidak akan memasuki bangku perkuliahan, bukan tidak mau sih mungkin ada rentang waktunya seperti saya berfikir harus bekerja beberapa tahun baru akan memasuki dunia perkuliahan.
Tapi,
suatu hari saya memutuskan untuk benar benar tidak akan berkuliah karena sebuah
kejadian. Orang tua saya bercerai, karena apa? Alasan general, masalah ekonomi.
Ternyata cinta saja tidak cukup ya untuk membangun rumah tangga, itu yang saat
itu saya fikirkan saat itu. Saya sudah 99% yakin tidak akan berkuliah, 1% yakin
akan adanya keajaiban. Bukan tanpa alasan sebenarnya, saat itu saya hampir saja
berhenti dari bangku menengah kejuruan atau SMK, karena tidak mampu membayar
uang spp. Jujur, saat itu saya benar benar kecewa, takut, bingung dan merasa
tidak adil dengan hidup saya. Ibu saya tidak mampu membayar uang spp saya saat
itu, sedangkan ayah saya kembali ke tempat keluarganya. Setelah bercerai
tentunya. Saya begitu frustasi karena perjalanan saya tinggal selangkah lagi, karena
saat itu saya akan memasuki kelas XII dan selesai saya tamat dan dapat ijazah
lalu bisa mencari kerja begitu fikir saya. Begitu banyak kekhawatiran saya,
ingin mendesak ibu saya, saya pun tidak tega. Saya masih mempunyai 2 adik dan
sama sama bersekolah dan butuh biaya. Bisa makan saja, keluarga saya sudah
sangat bersyukur. Dan ditengah kefrustasian saya, saya bertemu orang baik
sangat baik. Salah satu sosok inspirasi saya di SMK yang membantu saya untuk
mengurus segala pembiayaan uang sekolah saya yang menunggak beberapa bulan,
saya percaya dia adalah malaikat baik yang Allah kirimkan untuk saya, saya
berterima kasih untuk itu. Dan saya harap saya mampu membalas kebaikan jasanya
suatu hari nanti. Jadi setelah segala masalah uang sekolah saya selesai, saya
berjanji untuk belajar lebih baik dan lulus dengan nilai yang baik agar bisa mendapat
pekerjaan yang layak saat tamat dari SMK namun sepertinya Allah swt masih ingin
memberi hadiah lagi, guru saya disekolah saya meminta dan mendukung saya secara
penuh untuk mencoba PMDK dengan jalur Beasiswa Bidikmisi, jujur awalnya saya
sama sekali tidak tau apa itu Bidikmisi. Namun sepupu saya yang
alhamdulillahnya juga anak bidikmisi memberi saya informasi dan segala
persyaratannya bahkan juga banyak membantu saya mengurus berkasnya, saya
berusaha untuk mendapatkan beasiswanya tidak terlalu berharap karena takut
kecewa, tapi saya mencoba berusaha semaksimal mungkin sisanya saya serahkan ke
Allah swt. Begitu banyak peran dari ibu saya, keluarga ibu saya dan teman teman
saya. Tapi tentu pahlwan utamanya adalah ibu saya, yang rela mengantar saya
kesana kemari untuk mengurus berkas, mencari dana tambahan untuk kelengkapan
berkas saya, mengurus segala banyak hal bahkan selalu mengingatkan saya setiap
hari untuk selalu berdoa disetiap waktu kepada Allah Swt. Agar jalan saya untuk
kuliah dipermudah. Dan Alhamdulillah hari itu tiba, kakak sepupu saya dengan
riangnya mengatakan pada saya bahwa saya lulus, serta sosok inspirasi saya yang
juga lulus sama seperti saya, kami satu kampus sekarang ehehe. Bahkan saya
ingat bagaimana antusiasnya keluarga sepupu saya dengan kelulusan saya, lucunya
malah mereka yang hampir menangis MasyaAllah. Tapi saya bersyukur Allah berikan
saya orang orang baik dalam hidup saya. Setelah drama dadakan yang terjadi saat
itu, saya bergegas pulang kerumah mencari ibu saya, memeluk dan menangis
dipelukannya berkata bahwa “Apa yang saya dapatkan adalah seutuhnya doa dan
harapan ibu saya” ibu saya menangis saat itu merasa sangat terharu dan bangga,
putri sulungnya bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Banyak harapan yang
ditanam didiri saya dari orang orang terdekat dan saya menyadari itu, sehingga
atas segala rezeki yang saat ini saya dapatkan saya ingin berusaha lebih keras
lagi dikampus, dengan status anak bidikmisi yang disematkan ke saya, saya
merasa banggga dan merasa bertanggung jawab dengan segala perbuatan saya.
Sehingga saya ingin berusaha semaksimal mungkin memberi yang terbaik, mendapat
nilai yang baik dan mengikuti serta aktif di organisasi kampus, ya saya harus
karena motto hidup saya adalah “Menjadi bermanfaat bagi banyak orang”. Saya
berterima kasih atas peran pemerintah untuk memberikan beasiswa bidikmisi
kepada anak anak Indonesia yang mempunyai prestasi dan cita cita yang tinggi
namun terbatas karena keterbelakangan ekonomi, saya bersyukur atas itu. Terima
kasih bidikmisi,semoga sukses selalu dan saya doakan anak anak bidikmisi
diseluruh Indonesia menjadi generasi emas gemilang di masa depan. Aaamiinn..