Wednesday, September 30, 2020

Doa Dan Usaha Adalah Dua Hal Yang Paling Indah

0

 Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Hai guys...

Namaku Paras Patonah asalku dari Pandeglang tetapi aku dan orangtua merantau ke Jakarta saat usiaku masih 3 bulan. Doa dan usaha tidak akan mengkhianati hasil. Kehidupan bagaikan orang yang berjalan meniti anak tangga satu persatu demi proses pencapain yang diinginkan. Yaa dimana orang itu adalah keluarga ku sendiri. Keluargaku adalah keluarga yang dikatakan kurang mampu, bapak hanya sebagai penjual soto di pinggir jalan dan ibu hanyalah ibu rumah tangga. Aku juga memiliki seorang adik yang kini usianya genap sudah 12 tahun.

Awalnya tidak sama sekali terlintas untuk memikirkan kehidupan untuk kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu membiayai kuliah. Jauh sekali apa yang kuinginkan, karena aku hanyalah anak seorang pedagang soto pinggir jalan yg menahan teriknya sinar mentari di siang hari demi sesuap nasi. Jangankan untuk biaya kuliah, untuk sehari-hari makan saja sudah sudah cukup alhamdulillah.

Aku juga bukan anak yang pintar akan akademik maupun non akademik, jadi ya biasa-biasa saja. Bahkan sampai teman-teman selalu melontarkan pertanyaan nanti paras habis lulus SMA mau ngapain? Dan aku pun selalu menjawab langsung kerja. Tidak ada alasan lain untuk aku tidak bekerja karena ingin merubah kehidupan. Namun semua itu menjadi berubah ketika aku duduk di kls 12. Entah kenapa banyak orang yang memotivasi diriku untuk terus lanjut kuliah, guru-guru pun selalu memberikan motivasi padaku. Sampai perasaanku tersentuh untuk terus semangat belajar dan melanjutkan pendidikan agar kelak aku bisa sukses mewujudkan cita-cita dan bisa membahagiakan kedua orang tua.

Saat dimana tiba aku harus memilih ptn yang aku inginkan ternyata ibu melarangku untuk kuliah karena alasan ekonomi. Bahkan bapakku sendiri sampai bilang tidak usah kuliah kamu langsung saja mencari pekerjaan. Sedih sudah pasti berharap untuk bisa kuliah namun orang tua melarang. Aku tau ridho orang tua adalah ridho-Mu maka dari itu kupasrahkan semua pada-Mu. Kini hanya air mata yang terus menetes pada lembaran tulisanku. Namun, aku terus berharap agar aku bisa kuliah namun dengan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun atau bisa dibilang gratis seluruhnya. Saat itu juga aku mendaftar sebagai peserta span-PTKIN namun gagal, terus mencoba kembali untuk daftar SBMPTN. Langkah ini adalah langkah terberat bagiku, dimana pada saat itu aku mengikuti tes ini sampai 2 kali percobaan dengan tempat lokasi ujian yang berbeda. Lelah sudah pasti, tapi pikiranku selalu menuju pada arah bahwa aku lelah maka aku harus mendapatkan semuanya. sampai pada saatnya pengumuman SBMPTN telah tiba. Pas di depan sajadah masih dengan pakaian mukenah sambil memegang hape pengumuman itu menyatakan bahwa aku lolos di terima di UPI, pada saat itu aku bimbang dengan perasaanku antara ingin menangis takut tak diizinkan atau bahagia karena aku bisa lolos.

Air mata terus menetes membasahi sajadah. Ketika aku bertanya pada ibu, jawabannya adalah nihil untuk tidak diizinkan, alasannya saat itu bapak ku sedang sakit parah dan harus di bawa ke rumah sakit, biaya pun tak memadai. Lagi-lagi tak henti-hentinya air mata terus menetes mendengar jawaban ibu. Langkah kaki menuju pada kamar mandi untuk aku terus menangis. Yang ku rasakan hanya sedih dan tidak tega dengan kondisi bapak ku yang terbaring. Keesokan harinya pikiranku mulai tenang, dan memutuskan jalan hidupku bahwa aku harus bekerja untuk kedua orang tuaku. Aku melamar di sebuah lembaga TK dekat dengan rumah yang kebetulan kepala sekolah TK disana juga adalah guruku. Alhamdulillah aku diterima untuk mulai mengajar keesokan harinya. Ya walaupun gaji nya kecil tapi aku tetep bersyukur seiring dengan berjalannya waktu.

 

Setiap hari, setiap waktu, setiap menit bahkan setiap detik hatiku mengatakan bahwa aku ga boleh menyerah dengan keadaan untuk tidak bisa kuliah. Dalam sujudku memohon dalam doaku meminta untuk senantiasa Allah berikan jalan terbaik bagiku. Hingga akhirnya 2 bulan berlalu, aku melihat di media sosial ada tes untuk masuk perguruan tinggi swasta dengan beasiswa bidikmisi di Universitas Al Azhar Indonesia. Terus aku lakukan tes tersebut tanpa memberitahukan kedua orang tua. Dan alhamdulillah juga ternyata aku lolos dalam tes tersebut dengan menggunakan beasiswa bidikmisi. Kabar gembira ini langsung kuberitahu orang tua, kata alhamdulillah pun tak pernah kulewatkan ternyata orang tua pun mengizinkan karena memang lokasi tempat kuliah yang memang strategis dan aku masih mendapatkan juga uang saku dari beasiswa ini. Sehingga aku tidak perlu membayar kuliah malah aku mendapatkan uang untuk keperluan kuliah. Orang tua langsung memelukku dan mengatakan doa mu akan selalu di dengar oleh Allah, ibu dan bapak terus mendoakan juga yang terbaik untukmu.

 

Rencana Allah memang indah ya, sampai tak disangka-sangka ternyata aku bisa kuliah tanpa harus membebani kedua orang tua. Memang ini adalah jawaban dari doa dan usahaku selama ini, Allah selalu memberikan yang terbaik buatku juga keluargaku. Dan berkat bantuan beasiswa bidikmisi pun aku bisa kuliah dan meneruskan cita-citaku. Terima kasih Allah, terima kasih untuk kedua orang tua yang selalu mendoakanku, terima kasih pemerintah, terima kasih untuk semua yang selalu supportku. Semoga kisahku bisa menjadi contoh buat temen-temen bahwasanya Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Dan juga tidak ada kata tidak mampu bagi kehidupan ekonomi nya kurang mampu, karena ada banyak cara untuk menju apa yang diharapkan. Jangan pernah menyerah selagi kamu masih bisa berusaha dan berdoa. Karena kedua hal itu nantinya yang akan memetik sebuah kebahagiaan pada akhirnya. Semangat berjuang teman-teman.

 

BIDIKMISI IS THE BEST

SALAM PEJUANG BIDIKMISI

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

         

Author Image

About bidikin
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment