Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh…
Segala puji bagi Allah subhana wata’alah yang telah memberikan saya kesempatan untuk tetap menuliskan kisah Saya dalam menceritakan proses Mewujudkan Mimpi. Dan kepada teruntuk kedua orang tua saya, saya ucapkan Terima kasih pula. Karena tanpa doa dan ridho mereka, saya tidak akan sampai pada titik mewujudkan mimpi ini.
Perkenalkan nama saya
Elya Nurul Maulana anak ketiga dari sepasang Insan yang senantiasa ikhlas dan
tangguh untuk mendoakan, alamat saya Jalan Merpati Kota Bantaeng Sulawesi
Selatan. Saat Ini saya menempuh pendidikan diSalah satu perguruan Tinggi Swasta
diKabupaten Bulukumba tepatnya pada Universitas Muhammadiyah Bulukumba atas
izin Sang maha Kuasa. Saya hanya menumpang dirumah nenek, dan ibu hanya ibu
rumah tangga, sementara Ayah bekerja sebagai Kulih Bangunan.
Dan inilah kisah saya
Sehingga bisa Menempuh pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan Bantuan BIDIKMISI.
Tepat pada beberapa
tahun lalu, sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, waktu itu
pula saya Berkata pada ibu saya Bahwa Saya Mau Kuliah. Namun, dengan berat hati
ibu langsung menolak permintaan ku, alasanya karena bapak hanya bekerja sebagai
kulih bangunan, yang gajinya hanya cukup menghhidupi kehidupan keluarga.
Disitulah rasa putus saya mulai menghantui untuk tidak melanjutkan pendidiikan
lagi. Akan tetapi disisi lain tekad saya untuk tetap ingin meraih mimpi dan
ingin menghadiahkan Toga untuk kedua orang tua sangatlah begitu besar. Dan
Alhamdulillah, setelah diNyatakan lulus di Sekolah Menegah Atas saya pun memberikan
diri untuk daftar SNMPTN, namun Alhasil saya tidak diterima pada PTN yang saya
pilih dan mungkin belum rejeki saya. Awalnya, saya tidak mengetahui apa-apa
mengenai Bidikmisi dan semangat saya tetap berkobar di dada untuk tetap
berusaha. Pada masa itu, kabar bahagia langsung datang dari salah satu pengurus
kemahasiswaan di sekolah saya dan mengirimkan saya nomor pendaftaran beserta
kode akses untuk mengisi akun bidikmisi, dan saya pada saat itu tidak menyangka
karena hanya kurang lebbih 10 orang yang mendapatkan kuota bidikmisi di masa
SMA. Awalnya, saya hampir kembali putus asa untuk mengisi biodata bidikmisi .
namun, ketika perasaan meyerah menghantui fikiran saya, saya selalu mengingat
kedua orang tua saya dan hal itulah yang menjadi alasan untuk tetap melanjutkan
pendaftaran BIDIKMISI. Pengurusan bidikmisi saya pada masa itu tanpacampur
tangan orang tua dan saya juga tak ingin merepotkan mereka. Saya hanya Memakai
sepeda tetangga untuk mengurus ke kantor lurah dann juga bolak balik sekolah
saya untuk pengurusan ijazah dan berkas lainnya. Berselang lamanya waktu, saya
pun mencoba untuk mendaftar diUniversitas Muhammadiyah Bulukumba lewat jalur
mandiri, meski perasaan saat itu juga ragu dan bimbaang. Karena disisi lain
uang pendaftaran yang bernominal 150.000 membuat saya kesulitan, disitu juga
ada hal yang membuat saya menjadi sedih. Bapak saya rela mencari pinjaman pada
Bosnya, tempat dimana iya bekerja. Namun, dibalik itu semua keduanya tetap
memberikan saya support dan doanya pula tak pernah putus untuk saya agar
diberikan kemudahan oleh sang maha kuasa. Saya pun berangkat bersama kaka nya
ke bank untuk membayar uang pendaftaran. Setalah pendaftaran saya pun mengurus
berkas untuk calon mahasiswa baru. Dan Alhamdulillah, setelah mengikuti semua
tes, saya pun dinyatakan lulus pada saat pengumuman. Langkah saya saat itu
masih panjang karena saya tetap mengurus BIDIKMISI karena hanya itulah harapan
saya untuk membayar uang SPP,dan pembayaran lainnya. Penyetorran berkas pun
saya langsung berikan kepada pengurus beasiswa dan doa saya tidak pernah putus
semoga bisa lolos untuk mendapatkan bdikmisi. Dan perjuangan saya Alhamdulillah
tidak putus, kabar gembira datang kembali. Saya bisa diberikan bantuan sebagai
penerima BIDIKMISI sampai S1. Suka,duka dan Bahagia sangatlah menjadi hal yang
takkan terlupakan untuk saya dan juga kedua orang tua. Pada saat itu orang tua
saya menangis bahagia, air mata kebahagiaanyalah yang membuat saya untuk tetap
semangat belajar agar kelak saya bisa menghadiahkannya Toga.
Jika memang suatu
takdir pasti selalu ada jalan untuk melangkah lagi menuju ke ketetapan sang
maha kuasa. Padahal pada masa itu saya pernah direndahkan oleh salah satu
tetangga saya pada saat mereka tau bahwa saya mendaftar kuliah. Kata mereka
Uang bukan daun untuk bayar kuliah, mana mungkin anak yang hanya seorang kulih
bangunan bisa kuliah, cari makan saja susah. Namun, kata-kata merekalah yang
membuat saya tetap tidak menyerah untuk menuju kea rah kesuksesan. Karena saya
yakin Janji Allah Subhana Wata’alah itu PASTI bagi mereka yang
bersungguh-sungguh untuk berhasil.
Saya mengucapkan banyak
Terimah Kasih kepada semua pihak BIDIKMISI, tanpa bantuan dari BIDIKMISI
mungkin saya tidak akan pernah merasakan yang namanya Lingkungan Perkuliahan.
Sekian dari saya,
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Nama : ELYA NURUL
MAULANA
Asal Daerah : Bantaeng,
Sulawesi Selatan.
Perguruan Tinggi :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Jurusan : Pendidikan
Bahasa Indonesia angkatan 2019
Terus asah kemampuanmu, karena tantangan yang lebih besar sudah siap menantimu. Jangan cepat puas atas apa yg dicapai saat ini, bahkan ketika semua orang menganggapmu hebat, Jangan terlena oleh pujian dan kuatlah akan cacian. Sertakan Allah dalam setiap langkah hidupmu.
ReplyDeleteIyye om, terimakasih om sudah mengingatkan������
Delete