Wednesday, September 16, 2020

DARI SEORANG ANAK TUKANG OJEK PENGKOLAN DAN BURUH TANI BISA MENGANTARKAN ANAKNYA MENJADI SEORANG DOKTER

0

 

DOA dan IKHTIAR. Matematika ALLAH tidak pernah Bohong.


Jangan Penah Takut untuk Sekolah, Karena ada Matematika Allah. Tak pernah terpikirkan menjadi seorang Dokter. Pakai Jas Putih, Menolong Orang, di elu2 sama orang.

Dari seorang anak Tukang Ojek Pengkolan dan Buruh Tani bisa mengantarkan anaknya menjadi Seorang Dokter. Kalua melihat matematika manusia itu hal yang mustahil. Tapi ingat Rabb kita Allah SWT. Yang sudah mengatur, mencukupi kebutuhan hambanya. Matematika Allah Sangat menakjubkan. Kalua dipikir-pikir ngak akan ada uang untuk menyekolahkan anaknya di Fakultas Kedokteran. Dan mengantarkannya menjadi Dokter.

Masa SMA hampir usai kekhawatiran melanda, mungkinkah bisa sekolah. Yang terpikir hanya mencari sekolah kedinasan yang gratis dan berseragam agar pengeluaran biaya tidak bengkak. Tapi entah kenapa ada sosok pak lek saya, yang merupakan satu-satunya dikeluarga besar ibu yang sekolah sampai kuliah. Saat itu pak lek sedang menempuh S2 di UGM. Beliau meracuni pikiran keluarga (mak e pak e dan pak lek dan bu lek yang lain) agar saya kuliah.

Dulu Namanya SNMPTN Undangan, hal tersebut dicoba tetapi gagal. SNMPTN Tertulis pun dicoba dimana rasa minder sudah ada karena pilihan pertama yang diinginkan keluarga adalah Pendidikan Dokter (Kedokteran). Apa iya bisa bersaing dengan ratusan atau ribuan orang yang menginginkan FK UGM.

Doa dan Ikhtiar semua dijalankan. Sejak awal memasuki SMA kelas 3 fokus saya bukan lulus ujian nasional tetapi harus lanjut sekolah. Walaupun tidak mengikuti bimbel karena keterbatasan biaya,harus bisa belajar mandiri soal-soal kedinasan dan SNMPTN.

Pengumuman sekolah kedinasan STIS dan AMG sudah ada saat itu lanjut ke seleksi berikutnya. Akan tetapi pengumuman SNMPTN Tertulis saat itu lebih dahulu keluar. Saat itu internet susah, mengetahui hasil pengumuman dari tetangga yang membeli koran KR dan disana ada nama saya yang keterima di Pendidikan Dokter UGM. Rasa Senang dan Binggung bagaimana harus membayar uang masuk dan semester awal. Saat itu saya tidak mendaftar lewat bidikmisi, jadi harus membayar terlebih dahulu.

Ke Bank Mandiri di Kota Magelang Bersama Pak lek hanya membawa uang 10 juta saat itu. Dan saat melakukan Daftar Ulang di bank tersebut ternyata tagihan 22,5 Juta. Kami pulang dan berembung satu keluarga untuk mencari kekurangan uang tersebut . tidak ada yang punya karena kami dari keluarga buruh tani. Itupun uang 10 juta merupakan hasil tabungan 3 tahun sejak kelas 1 SMA. Saat itu saya udah bilang udah aja STIS atau AMG nya aja yang dilanjut, nggak usah sekolah kedokteran daripada nanti ngak bisa membayar uang semester, buku dan lainya. Saat itu saya putus asa. Alhamdulilah pak le saya mempunyai teman yang baik hati mau meminjamkan uang sebanyak itu kepada kami. Hari berikutnya kami ke bank untuk melunasi daftar ulang.

Rasa senang sekolah di FK UGM. Pertama kali masuk lingkungan FK UGM kayak showroom mobil, rasa minder keluar dari seorang yang biasanya cuek. Memulai perkuliahan dengan teman-teman yang pintar dari berbagai wilayah menambah rasa minder. Lihat textbook berbahasa inggris semua tambah berat lagi. Meliahat materi perkulihan anatomi, fisiologi, histologi dll yang mengunakan Bahasa ilmiah yang jarang terdengar menambah berat lagi. Rasanya ingin berhenti dan nggak mau lanjut. Saat itu di jogja saya tinggal Bersama bulek saya yang rumahnya di jogja. Saat itu masih homesick tiap minggu pulang. Tiap pulang nangis, tapi lihat wajah mak e pak e yang mengharapkan anaknya bisa menjadi dokter membuat saya semangat lagi walaupun tiap hari nangis terus tiap pulang kuliah.

Udah materinya berat saya juga dihantui apakah semester depan orangtua saya bisa membayar uang semester kedepan. Di semester satu tiap jam kosong datang kebagian kemahasiswaan apakah ada beasiswa (menanyakan informasi beasiswa).  Alhamdulillah saat itu kuota bidikmisi masih ada, saya ikut mendaftar dan melengkapi persyartan bidikmisi. Pak e dan Mak e langsung melengkapi persyartan bidikmisi yang bisa dikerjakan dirumah, saya melengkapi persyaratan lainnya. Satu keluarga berusaha membantu untuk melengkapinya agar saya bisa selesai sekolah dan menjadi dokter. Saat mengumpulkan kelengkapan persyaratan bidikmisi hujan deras terjadi di jogja. Hujan memang berkah. Teremikasih ya Allah memang Matematika Mu adalah yang terbaik. Tidak pernah terpikir mendapatkan bidikmisi.

Sekolah Pendidikan dokter FK UGM (masa sarjananya paling cepat 3,5 tahun), awal masuk tahun keempat saya harus memutar otak saya gimana caranya sampai selesai Co-Ass saya masih dibiayai bidikmisi. Karena saat itu bidikmisi masih baru, bidikmisi hanya membiayai 4 tahun sarjana dan 1 tahun profesi (co-ass). Saat itu saya bertekad harus sudah siding diakhir semester 7 dan ikut gelombang 1 co-ass agar tidak ada tambahan biaya sekolah. Alhamdulilah, Allah memberikan kemudahan Skripsi dan Ujian OSCE Comprehensive (persyaratan masuk co-ass). Selesai co-ass juga harus tepat waktu ikut ujian gelombang 1 (ujian UKDI). Alhamdulillah semua berjalan lancar walaupun nangis, binggung, merasa bodoh, merasa kurang belajar, tapi tetap semangat. Alhamdulilah dapat teman-teman di FK yang baik dan ngak memandang kecil saya. Mereka seperti support system yang sangat woow banget. 

Alhamdulilah, saya menyelesaikan sekolah dan menjadi dokter. Terimakasih ya Allah. Karena saya sekolah dibiayai pemerintah. Saya kembalikan ilmu yang saya peroleh ke pemerintah. Saya abdikan ilmu saya di daerah saya tinggal. Saya Kembali ke Magelang. Menjadi Abdi Negara di bawah Pemerintah Kota Magelang. Semoga saya bisa mengembangkan ilmu saya.

Tetap semangat. DOA dan IKHTIAR. Matematika ALLAH tidak pernah Bohong.

Author Image

About bidikin
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment