Saturday, October 27, 2018

Kuliah Hanya Modal Berdo'a dan Bertekad Tinggi

0
Kuliah Hanya modal Berdo'a dan Bertekad Tinggi 
Seseorang yang memiliki impian yang besar dalam hidup pasti memiliki hasrat dan tekad yang kuat.
Setiap orang yang akan melanjutkan keperguruan tinggi pasti keinginannya ingin kenegeri, kenapa ingin masuk perguruan tinggi negeri?  Karena kenegeri itu salah satu keringanannya sebagian uang kuliah nya dibantu oleh pemerintah.
Seperti halnya saya ingin masuk perguruan tinggi negeri, memang untuk mencapai impian sekolah keperguruan tinggi negeri harus benar-benar perjuangannya harus berani berkorban untuk mencapai hal itu. Karena persaingannya bukan tingkat kecamatan,bukan tingkat kabupaten apalagi tingkat Provinsi ini persaingannya tingkat Nasional sebagian dari orang -orang berbondong-bondong untuk mendapatkan perguruan tinggi negeri yang menurutnya terbaik.
Saya akan sedikit bercerita tentang sebagian hidupku.
Aku adalah terlahir dari kedua orang tua yang sederhana namun serba kecukupan untuk membeli apa-apa, Alhamdulillah. 
Namun dibalik kecukupan itu ternyata Allah Menguji kedua orang tua dan kakaku, walaupun ujian tersebut sangat -sangat luar biasa, tapi aku ingat dengan kalimat 'Allah tidak akan menguji seorang hambanya diluar kemampuan seorang hambanya' mungkin Allah menguji kesabaran keluarga kami,sejauh mana kesabaran kami.

Pada saat itu keluarga kami diuji dengan yang namanya krisis ekonomi, dari serba kecukupan menjadi berkurang ujianpun melanda diwaktu yang sama dimana keluarga kami sedang krisis Allah menambah lagi yaitu menguji bapakku dengan Sakit tentunya sakit itu bukan sakit biasa. Harus dirawat dirumah sakit selama dirawat  tentu membutuhkan uang yang cukup besar untuk biaya rumah sakit.
Sehingga pada saat itu keuangan di keluarga kami sedang krisis, akupun mulai kebingungan aku tak tahan menangis,menangis,menangis dan menangis hanya bisa itu saya pada saat itu sedangkan aku sedang menempuh belajar sedang masa detik,detik,detik penghabisan akhir masa sekolah lanjutan tingkat atas ( SLTA).

Sempat bapaku masa krisis dimana bapaku sudah berbicara atau mengatakan kepada ibuku dengan pesan begini ' Jaga dengan baik anak-anak', 'Sekolahkan Sampai keperguruan tinggi ', ' biar anak-anak bisa mengejar cita-cita', 'bu ibu harus tegar menghadapi ini maafkan bapak bu belum bisa membahagiakan ibu'. 
Bagaimana aku tidak akan menangis sebagian dari pesan-sannya itu tentunya membuat aku terharu membuat aku tak ada daya aku hanya bisa menangis dan berdo'a, bahkan aku kacau berantakan antara mikirin bapak dan mempersiapkan menjelang Ujian Nasional (UN).

Kebayang dipikiranku bermacam-macam, hatiku sempat bertanya pada diriku sendiri ' lantas apa yang saya harus lakukan?'
Beberapa menit sesudah bapaku menyampaikan pesannya
Keajiban Allah yang maha besar Alhamdulillah bapaku membaik dan yang luar biasanya lagi tadinya krisis ehh,,sekarang malah oleh dokter disuruh bisa pulang, hatiku ssdikit lega namun aku bingung membayar uang rumah sakitnya darimana, aku harus berusaha namun apa yang terjadi?  SubhanaAllah Alhamdulillah keajaiban Allah datang dan keuangannya di bantu oleh kake dan nenekku. Biaya rumah sakit tidak seditkit ya bisa dihitung-hitung melebihi 10 juta,  padahal itu hanya dirawatnya lamanya 5 hari.

Bapakupun pulang dijemput oleh mamangku pakai mobil.
Akupun kembali lagi focus mempersiapkan Ujian Nasional (UN) hari demi hari kulewati,sesudah selesai cobaan bapaku Allah menguji kakaku samahalnya ujianya seperti bapaku sakit.
Pada hari itu adalah hari menjelang ujian nasional H-2 bahkan aku belum mempersiapkan yang matang,karena aku memikirkan kakaku yang sakit.
Kakaku mengalami sakit paru-paru basah, harus di rawat dan tentunya harus dioperasi kalau tidak dioperasi ya pasti harus menerima resikonya, tentunya harus mempersiapkan uang yang lebih besar lagi menurut perkiraan dokter harus mempersiapkan uang puluhan juta yang namanya opersi pasti mahal. Sedangkan bapaku baru saja pulang dari rumah sakit. 
Disaat itu juga pikiranku paciweuh kaditu kadieu mikiran itu mikiran ieu ( maaf ya pakai bahasa sunda).

Akhirnya UN hari H pun Sudah didepan mata aku tidak ada kesempatan untuk mempersiapkan UN yang lebih matang lagi,selain malamnya sebelum Menjelang UN. 
hari terus silih berganti menghadapi soal ujian nasional yang dimana harus dijawab, aku hanya bisa berserah pada Allah nanti hasilnya bagaimana

Alhamdulillah UN pun sudah selesai walau aku tak focus pikirannya. Kakaku masih dirawat, dan Alhamdulillah lagi opersinya berjalan dengan lancar. 
Hari demi hari kulewati hari dimana tanggal pelulusan sudah tiba saat nya, aku berharap yang baik. Ternyata nilaiku masih rata-rata, ya aku harus menerimanya,  aku harus bersyukur bisa lulus.

Walau aku prustasi dengan nilaiku. Bisa dibilang galau tingkat dewa. 
Tetapi tetap mimpiku ingin melanjutkan keperguruan tinggi aku tekadkan,jika kalau suatu saat nanti aku tak bisa masuk keperguruan tinggi negeri masih ada perguruan tinggi swasta tanpa uang,hanya bermodal berdo'a dan bertekad tinggi.
Walaupun mungkin kedua orangtua ku mampu untuk menguliahkan aku, aku tetap akan menolak penawaran tersebut karena aku ingin kuliah dengan uang hasil keringat sendiri supaya aku bisa merenung betapa susahnya mencari uang dan biar aku bersungguh-sungguh dalam belajarnya.

Aku pasti bisa
Aku pasti bisa
Aku pasti bisa
Orang lain juga bisa mengapa aku tidak bisa.

Rancah, Ciamis, Jawa barat
Nama Fb : Reninurliani
Nama Ig  : @reninurliani265
Author Image

About ARMI NEWS
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment