Monday, May 4, 2020

Terbang dengan Satu Sayap

1

Perkenalkan nama saya Yokbeth Oktovia Felle. Saya salah satu dari orang yang beruntung karena mendapatkan Bidikmisi. Saya mahasiswa semester 2 di Universitas Cendrawasi , Papua. Saya mengambil Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Cerita ini saya beri judul dengan “Terbang dengan Satu Sayap”.



Saya berasal dari Sentani , Kabupaten Jayapura. Kedua orangtua saya asli dari suku sentani. Bapa saya bernama Agus Sokoy dan Ibu saya bernama Merry Felle tapi karena mereka sudah berpisah sejak saya lahir saya pun mengikuti marga mama saya.
Saya anak tunggal dan orang selalu berfikir menjadi anak tunggal itu enak padahal tidak selalu seperti itu. Apa lagi untuk saya yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi lemah.
Saya tinggal bersama dengan nenek dan ibu saya. Sejak saya lahir nenek saya lah yang merawat saya. Karena saya dibesarkan oleh nenek saya , saya sering mengatakan “My Grandmother is my hero”. Karena dari SD sampai Kuliah nenek saya berjuang untuk menyekolahkan saya dengan berjualan pinang dan dibantu dengan ibu saya. Karena dari kecil saya bersama dengan nenek, saya merasa nenek saya adalah ibu saya sedangkan ibu saya adalah kakak saya. Kami hanya bertiga tinggal dirumah yang sangat sederhana tapi penuh dengan ketenangan sekalipun kadang kami bertengkar seperti adik kakak tapi kami sangat saling mencintai.

Saya sendiri bersekolah di SMK YPKP Sentani dan mengambil Jurusan Administrasi Perkantoran.  Waktu itu tiba saatnya pendaftraan jalur SNMPTN mau dibuka dan sekaligus dengan diberitaukan informasi tentang Bidikmisi , jadi salah satu guru  mengumpulkan kami siswa kelas XII. Dan kebetulan saya terlambat sehingga informasi yang saya terima hanya tentang cara pendaftaraannya saja. Setelah itu kami dibagikan kertas yang berisikan alamat website dan password terus kami juga dijelaskan ketika kami login dan yang muncul tulisan dengan warna merah maka kami tidak bisa meneruskan untuk mendaftar SNMPTN dan hal itu yang saya temui. Ketika mendaftar yang muncul tulisan merah , jadi saya pun melupakan tentang Bidikmisi. Lalu ketika disekolah saya dipanggil oleh guru saya yang menjelaskan tentang Pendaftaran SNMPTN. Beliau menanyakan apakah saya sudah mendaftar atau belum dan saya pun menceritakan bahwa saya tidak bisa mendaftar ,hal itu membuat kaget guru saya. Lalu ia mengecek kembali dan ternyata terdapat kesalahan. Akhirnya saya bisa mendaftar SNMPTN dan Bidkimisi dan Puji Tuhan saya diterima diUniversitas Cendrawasi dengan mengambil program studi Ilmu Pemerintahan dan saya pun dinyatakan sebagai Calon Penerima Bidikmisi. Jadi saya dan 2 teman saya masuk dalam angkatan terakhir penerima bidikmisi sekalipun akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.

Bulan Mei 2019 saya dinyatakan LULUS dari SMK YPKP Sentani. Saya pun mulai mengurusi berkas-berkas yang diminta oleh pihak perguruan tinggi. Sebelum mengurus berkas-berkas tersebut , nenek saya merasa tidak mampu dan meminta saya untuk menemui adik kandung dari Bapak saya untuk membantu saya. Adik kandung dari Bapak saya adalah Pembantu Rektor IV di Universitas Cendrawasi namun dengan tegas saya menolak menemui beliau karena saya merasa malu jika harus menemui beliau dengan keadaan saya yang berbeda marga dengan keluarga Bapak saya. Nenek saya pun mengerti dengan alasan saya menolak meminta bantuan. Akhirnya saya telah menyelesaikan semua berkas-berkas pendaftaran kuliah yang diminta dengan hasil usaha dan kerja keras nenek saya.
 Pada bulan Juli 2019 kami mengalami duka sebanyak tiga kali, dimana keluarga terdekat kami meninggal dunia. Dan yang ketiga meninggal dikeluarga kami adalah ibu saya. Beliau meninggal setelah 3 hari divonis menderita kanker payudara. Dimana rumah sakit tempat ibu  saya dirawat tidak memiliki fasilitas untuk penyakit kanker dan harus dirujuk ke RSUD DOK 2 yang merupakan rumah sakit terbaik di Jayapura namun dari pihak RSUD DOK 2 menolak karena rumah sakit tersebut telah penuh. Ibu saya meninggal sehari setelah ulang tahun nenek saya pada tanggal 24 Juli 2019 di RSUD Abepura. Hal itu sangat menghancurkan saya , saya merasa kehilangan sayap sebelah kiri yang saya harapkan dapat membantu saya untuk terbang menggapai mimpi saya yang tinggi. Nenek saya merasa hancur karena ia hanya mempunyai 2 orang anak dan keduanya telah meninggal. Ia berusaha kuat dan menutupi rasa sedihnya karena ia melihat saya masih membutuhkan kehadirannya.

Setelah ibu saya dikuburkan ,kami tidak berjualan pinang sampai 2 minggu. Dan kebetulan pada saat itu calon penerima Bidikmksi di Universitas Cendrwasi diminta mengumpulkan persyaratan. Saya tidak mempunyai uang pada saat itu, saya meminjam ke teman-teman saya tapi tidak ada yang membantu saya. Saya adalah orang yang takut kepada keluarga dari ibu saya , saya tidak perna beranj meminta apapun pada mereka namun pada saat itu harapan saya adalah keluarga ibu saya. Saya pun memberanikan diri untuk meminjam uang kepada kakak saya. Kakak saya menyuruh saya ke rumahnya untuk mengambil uang. Hari itu matahari sangat cerah namun saya terus bersemangat untuk berjalan kaki ke rumah kakak saya. Setelah mendapatkan uang dari kakak saya, malamnya saya melengkapi berkas yang diminta dari Perguruan tinggi. Akhirnya berkas tersebut telah lengkap dan saya telah berhasil mengumpulkannya.

Setelah kami menyelesaikaan PKKMB/Ospek ditingkat Fakultas , kami dikirimkan nama-nama mahasiswa yang menerima Bidikmisi lewat Jalur SNMPTN & SBMPTN dan sekali lagi saya bersyukur kepada Tuhan karena nama saya keluar sebagai Penerima Bidikmisi.

Sekarang  saya adalah seorang mahasiswa di Univeristas Cendrawasi dan saya adalah seorang Penerima Bidikmisi. 10 tahun Bidikmisi hadir membantu anak Indonesia menggapai mimpinya dan saya menjadi angkatan terakhir penerima Bidikmisi. Pertama kali saya mendapatkan uang dari Bidikmisi saya membeli pakaian yang layak untuk saya. Karena selama 1 semester saya merasa malu menggunakan pakaian yang jelek dan membuat saya tidak bersemangat untuk kuliah. Namun semua itu sudah berlalu, saya sudah membeli kebutuhan  kuliah saya. Dan bulan maret lalu saya kembali menerima uang dari Bidikmisi untuk semester kedua. Saya kemudian membeli handphone baru karena handphone lama saya sudah sangat rusak namun saya tidak bisa menggantinya karena tidak memiliki uang. Saya membeli HP dengan harga Rp. 2.300.000,00 dan itu merupakan HP termahal yang perna saya beli kemudiaan dengan uang dari bidikmisi saya membelikan kursi buat dirumah karena nenek saya mengatakan kepada saya bahwa ia malu jika ada ibadah dirumah nenek harus terus meminjam kursi dari tetangga. Akhirnya dengan uang bidikmisi saya telah membelikan 5 buah kursi untuk dirumah saya.

Akhir dari cerita saya , saya ingin memberitaukan kepada siapapun yang membaca cerita ini. Apapun keadaaan yang kamu lewati teruslah jalani semua itu dengan keiklasan dan sepahit apapun kenyataan yang kamu terima jangan sekali-kali kamu mengeluh akan hal itu karena semua itu merupakan proses perjalanan yang harus kamu lalui untuk mencapai sukses yang kamu impikan. Tetaplah bersyukur , jangan jadikan masalah dan duka itu sebagai alasan untuk berhenti memperjuangkan apa yang selama ini kamu impikan. Teruslah melangkah karena hidup ini adalah perjalanan dan kegagalan adalah pembelajaran. Semakin banyak kegagalan yang kamu temui , semakin banyak pelajaran yang kamu dapatkan maka semakin berharga pula kesuksesakan yang kamu perjuangkan. Semoga kita semua dapat meraih sukses yang kita harapkan.

 
Author Image

About ARMI NEWS
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

1 comment:

  1. Yallah pengen benget nerusin cita2 tpi ekonomi tidak mencukup.😭😭
    Sedikit mau cerita kk adimi.nama sya rinariwayanti lulusan thn ini 2020,pengen bnget kk kemaren ikut tes SNMPTN tpi sayang nya nama sya tidak termasuk siswa yg dapat mendaftar jlur SNMPTN,tpi saya gak baklan nyerah karna masih ada jalur SBMPTN,
    Saya salah satu anak dari keluarga kurang mampu,ayah saya berkerja sebagai tukang ojek dan ibu saya berkerja serabutan,seperti bersih2 rmh tetangga,dan gosok.semua perkerjaa ibu sya bisa demi apa,demi saya dan adik aku.aku anak pertama dari 2 bersaudara,adik sya skrng kls 1smp dan baru tamat.
    Setiap hari akubaca2 infomasi tentang bidikmisi,pengen bngt banggai keluarga tanpa nyusahi ayah dan ibu.
    Penghasilan ayah sya tidak menentu kadang 50 ribu kadang 70 ribu,itu pun tiap bulan bayar ansuran motor yang ayah sya gunakan untuk ngojek,sya berasal dari provensi jambi kabupaten merangin saya lulusan smkn1merangin,jurusan tatabusana
    Aku pengen banget nerusin skil yg aku punya.bnyk temen yang udah lah gak usah kuliah kamu orng susah mending kerja bantu orng tua.
    Tpi dihati pengen kuliah sambil bantu orng tua
    Mohon doanya kk semoga bisa gabung di bidikmisi😭🙏🙏🙏

    ReplyDelete