Perkenalkan nama saya Yokbeth Oktovia
Felle. Saya salah satu dari orang yang beruntung karena mendapatkan Bidikmisi.
Saya mahasiswa semester 2 di Universitas Cendrawasi , Papua. Saya mengambil
Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Cerita ini saya beri judul dengan “Terbang
dengan Satu Sayap”.
Saya berasal dari Sentani , Kabupaten
Jayapura. Kedua orangtua saya asli dari suku sentani. Bapa saya bernama Agus
Sokoy dan Ibu saya bernama Merry Felle tapi karena mereka sudah berpisah sejak
saya lahir saya pun mengikuti marga mama saya.
Saya anak tunggal dan orang selalu
berfikir menjadi anak tunggal itu enak padahal tidak selalu seperti itu. Apa
lagi untuk saya yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi lemah.
Saya tinggal bersama dengan nenek dan ibu saya.
Sejak saya lahir nenek saya lah yang merawat saya. Karena saya dibesarkan oleh
nenek saya , saya sering mengatakan “My Grandmother is my hero”. Karena dari SD
sampai Kuliah nenek saya berjuang untuk menyekolahkan saya dengan berjualan
pinang dan dibantu dengan ibu saya. Karena dari kecil saya bersama dengan
nenek, saya merasa nenek saya adalah ibu saya sedangkan ibu saya adalah kakak
saya. Kami hanya bertiga tinggal dirumah yang sangat sederhana tapi penuh
dengan ketenangan sekalipun kadang kami bertengkar seperti adik kakak tapi kami
sangat saling mencintai.
Saya sendiri bersekolah di SMK YPKP
Sentani dan mengambil Jurusan Administrasi Perkantoran. Waktu itu tiba saatnya pendaftraan jalur
SNMPTN mau dibuka dan sekaligus dengan diberitaukan informasi tentang Bidikmisi
, jadi salah satu guru mengumpulkan kami
siswa kelas XII. Dan kebetulan saya terlambat sehingga informasi yang saya
terima hanya tentang cara pendaftaraannya saja. Setelah itu kami dibagikan
kertas yang berisikan alamat website dan password terus kami juga dijelaskan
ketika kami login dan yang muncul tulisan dengan warna merah maka kami tidak
bisa meneruskan untuk mendaftar SNMPTN dan hal itu yang saya temui. Ketika
mendaftar yang muncul tulisan merah , jadi saya pun melupakan tentang
Bidikmisi. Lalu ketika disekolah saya dipanggil oleh guru saya yang menjelaskan
tentang Pendaftaran SNMPTN. Beliau menanyakan apakah saya sudah mendaftar atau
belum dan saya pun menceritakan bahwa saya tidak bisa mendaftar ,hal itu membuat
kaget guru saya. Lalu ia mengecek kembali dan ternyata terdapat kesalahan.
Akhirnya saya bisa mendaftar SNMPTN dan Bidkimisi dan Puji Tuhan saya diterima
diUniversitas Cendrawasi dengan mengambil program studi Ilmu Pemerintahan dan saya
pun dinyatakan sebagai Calon Penerima Bidikmisi. Jadi saya dan 2 teman saya masuk
dalam angkatan terakhir penerima bidikmisi sekalipun akhirnya mereka berdua memutuskan
untuk tidak melanjutkan kuliah.
Bulan Mei 2019 saya dinyatakan LULUS
dari SMK YPKP Sentani. Saya pun mulai mengurusi berkas-berkas yang diminta oleh
pihak perguruan tinggi. Sebelum mengurus berkas-berkas tersebut , nenek saya
merasa tidak mampu dan meminta saya untuk menemui adik kandung dari Bapak saya
untuk membantu saya. Adik kandung dari Bapak saya adalah Pembantu Rektor IV di
Universitas Cendrawasi namun dengan tegas saya menolak menemui beliau karena
saya merasa malu jika harus menemui beliau dengan keadaan saya yang berbeda marga
dengan keluarga Bapak saya. Nenek saya pun mengerti dengan alasan saya menolak
meminta bantuan. Akhirnya saya telah menyelesaikan semua berkas-berkas pendaftaran
kuliah yang diminta dengan hasil usaha dan kerja keras nenek saya.
Pada
bulan Juli 2019 kami mengalami duka sebanyak tiga kali, dimana keluarga
terdekat kami meninggal dunia. Dan yang ketiga meninggal dikeluarga kami adalah
ibu saya. Beliau meninggal setelah 3 hari divonis menderita kanker payudara.
Dimana rumah sakit tempat ibu saya
dirawat tidak memiliki fasilitas untuk penyakit kanker dan harus dirujuk ke
RSUD DOK 2 yang merupakan rumah sakit terbaik di Jayapura namun dari pihak RSUD
DOK 2 menolak karena rumah sakit tersebut telah penuh. Ibu saya meninggal
sehari setelah ulang tahun nenek saya pada tanggal 24 Juli 2019 di RSUD Abepura.
Hal itu sangat menghancurkan saya , saya merasa kehilangan sayap sebelah kiri
yang saya harapkan dapat membantu saya untuk terbang menggapai mimpi saya yang
tinggi. Nenek saya merasa hancur karena ia hanya mempunyai 2 orang anak dan
keduanya telah meninggal. Ia berusaha kuat dan menutupi rasa sedihnya karena ia
melihat saya masih membutuhkan kehadirannya.
Setelah ibu saya dikuburkan ,kami tidak
berjualan pinang sampai 2 minggu. Dan kebetulan pada saat itu calon penerima
Bidikmksi di Universitas Cendrwasi diminta mengumpulkan persyaratan. Saya tidak
mempunyai uang pada saat itu, saya meminjam ke teman-teman saya tapi tidak ada
yang membantu saya. Saya adalah orang yang takut kepada keluarga dari ibu saya
, saya tidak perna beranj meminta apapun pada mereka namun pada saat itu
harapan saya adalah keluarga ibu saya. Saya pun memberanikan diri untuk
meminjam uang kepada kakak saya. Kakak saya menyuruh saya ke rumahnya untuk
mengambil uang. Hari itu matahari sangat cerah namun saya terus bersemangat
untuk berjalan kaki ke rumah kakak saya. Setelah mendapatkan uang dari kakak
saya, malamnya saya melengkapi berkas yang diminta dari Perguruan tinggi. Akhirnya
berkas tersebut telah lengkap dan saya telah berhasil mengumpulkannya.
Setelah kami menyelesaikaan PKKMB/Ospek
ditingkat Fakultas , kami dikirimkan nama-nama mahasiswa yang menerima
Bidikmisi lewat Jalur SNMPTN & SBMPTN dan sekali lagi saya bersyukur kepada
Tuhan karena nama saya keluar sebagai Penerima Bidikmisi.
Sekarang
saya adalah seorang mahasiswa di Univeristas Cendrawasi dan saya adalah
seorang Penerima Bidikmisi. 10 tahun Bidikmisi hadir membantu anak Indonesia
menggapai mimpinya dan saya menjadi angkatan terakhir penerima Bidikmisi.
Pertama kali saya mendapatkan uang dari Bidikmisi saya membeli pakaian yang
layak untuk saya. Karena selama 1 semester saya merasa malu menggunakan pakaian
yang jelek dan membuat saya tidak bersemangat untuk kuliah. Namun semua itu
sudah berlalu, saya sudah membeli kebutuhan
kuliah saya. Dan bulan maret lalu saya kembali menerima uang dari
Bidikmisi untuk semester kedua. Saya kemudian membeli handphone baru karena
handphone lama saya sudah sangat rusak namun saya tidak bisa menggantinya
karena tidak memiliki uang. Saya membeli HP dengan harga Rp. 2.300.000,00 dan itu
merupakan HP termahal yang perna saya beli kemudiaan dengan uang dari bidikmisi
saya membelikan kursi buat dirumah karena nenek saya mengatakan kepada saya
bahwa ia malu jika ada ibadah dirumah nenek harus terus meminjam kursi dari
tetangga. Akhirnya dengan uang bidikmisi saya telah membelikan 5 buah kursi
untuk dirumah saya.
Akhir dari cerita saya , saya ingin
memberitaukan kepada siapapun yang membaca cerita ini. Apapun keadaaan yang
kamu lewati teruslah jalani semua itu dengan keiklasan dan sepahit apapun kenyataan
yang kamu terima jangan sekali-kali kamu mengeluh akan hal itu karena semua itu
merupakan proses perjalanan yang harus kamu lalui untuk mencapai sukses yang
kamu impikan. Tetaplah bersyukur , jangan jadikan masalah dan duka itu sebagai
alasan untuk berhenti memperjuangkan apa yang selama ini kamu impikan. Teruslah
melangkah karena hidup ini adalah perjalanan dan kegagalan adalah pembelajaran.
Semakin banyak kegagalan yang kamu temui , semakin banyak pelajaran yang kamu dapatkan
maka semakin berharga pula kesuksesakan yang kamu perjuangkan. Semoga kita
semua dapat meraih sukses yang kita harapkan.
Yallah pengen benget nerusin cita2 tpi ekonomi tidak mencukup.😭😭
ReplyDeleteSedikit mau cerita kk adimi.nama sya rinariwayanti lulusan thn ini 2020,pengen bnget kk kemaren ikut tes SNMPTN tpi sayang nya nama sya tidak termasuk siswa yg dapat mendaftar jlur SNMPTN,tpi saya gak baklan nyerah karna masih ada jalur SBMPTN,
Saya salah satu anak dari keluarga kurang mampu,ayah saya berkerja sebagai tukang ojek dan ibu saya berkerja serabutan,seperti bersih2 rmh tetangga,dan gosok.semua perkerjaa ibu sya bisa demi apa,demi saya dan adik aku.aku anak pertama dari 2 bersaudara,adik sya skrng kls 1smp dan baru tamat.
Setiap hari akubaca2 infomasi tentang bidikmisi,pengen bngt banggai keluarga tanpa nyusahi ayah dan ibu.
Penghasilan ayah sya tidak menentu kadang 50 ribu kadang 70 ribu,itu pun tiap bulan bayar ansuran motor yang ayah sya gunakan untuk ngojek,sya berasal dari provensi jambi kabupaten merangin saya lulusan smkn1merangin,jurusan tatabusana
Aku pengen banget nerusin skil yg aku punya.bnyk temen yang udah lah gak usah kuliah kamu orng susah mending kerja bantu orng tua.
Tpi dihati pengen kuliah sambil bantu orng tua
Mohon doanya kk semoga bisa gabung di bidikmisi😭🙏🙏🙏