Saturday, May 2, 2020

Berani Gagal untuk Sukses, setiap Orang Berhak atas Mimpi Besarnya

0

“Kegagalan dalam suatu hal adalah tanda bahwa ada keberhasilan dalam hal berikutnya. Jangan menyerah, teruslah mencoba”, itulah kata yang selalu terngiang dan menjadi motivasiku dari guruku (guru ketika aku duduk di Sekolah Menengah Atas) untuk menjadi sosok pribadi yang mau berusaha dan pantang menyerah.
Aku adalah putri kedua dari kedua orang tuaku yang paling beruntung, yang mempunyai seorang kakak namun beliau tidak seberuntung aku, karena beliau tidak merasakan indahnya bangku sekolah. Jadi, sekolah merupakan langkah awalku tahu bagaimana rasanya punya mimpi. Kata Ibu; “Cukuplah kakakmu yang gagal tapi kamu tidak boleh gagal, kamu harus jadi yang lebih baik dari kakakmu”. Kakakku sejak kecil sudah harus merasakan kerasnya dunia, sampai-sampai sejak kecil kakakku harus rela bekerja dan merantau di Kota Metropolitan demi membantu memenuhi kebutuhan keluargaku, karena Ibu dan Bapakku hanyalah seorang buruh tani yang berpenghasilan sangat tidak menentu karena harus bergantung dengan kondisi cuaca dan musim.


Saat memasuki SMA aku merasa sekolah itu tidak mudah dan membutuhkan perjuangan. Hingga menjelang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) aku juga ragu akankah aku mampu kuliah sedangkan saat ini kedua orang tuaku tidak lagi berdagang melainkan menjadi buruh tani yang mendapatkan upah bergantung pada hasil panen belum lagi adik aku yang memasuki SMP. Tidak hanya kebimbangan karena biaya namun juga prestasi aku yang tdak lagi seperti dulu yang mendapatkan peringkat pertama di SD dan SMP. Akhirnya ketika yang lain sibuk untuk mendaftar Perguruan Tinggi saat-saat akhir penutupan aku didaftarkan oleh guru aku untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur BIDIKMISI yaitu Beasiswa Siswa Miskin Berprestasi dan lolos dengan bersaing ribuan siswa se-Indonesia.
Memasuki dunia perkuliahan, dimana ini merupakan sekolah tertinggi bagiku. Sebagian mimpi yang diremehkan oleh tetangga sekitar rumahku. Aku anak orang yang tidak mampu, bahkan secara finansial hampir mustahil bagiku bisa sampai masuk perguruan tinggi. Tapi biarlah, semoga cibiran-cibiran itu kelak menjadi bumbu-bumbu kenikmatan dalam mengolah kisah hidup ini yang penuh dengan rasa suka dan duka.
Masa orientasi mahasiswa baru pun dimulai. Pada suatu acara aku sangat antusias sekali, dalam acara tersebut semua mahasiswa diberikan tugas untuk menulis 100 mimpi-mimpi. Akupun memliki 100 mimpi yang selalu kusimpan dan satu per satu mimpi itu berusaha untuk kucapai. Tak terasa waktu semakin cepat berlalu dan 100 mimpi-mimpi itu sudah mulai berkurang. Tapi ku masih saja gagal, selama kuliah aku mempunyai mimpi untuk menjadi sang juara, juara di tingkat nasional.
Hingga waktu telah berganti saat ini aku telah memasuki dunia kerja, sebagai guru honorer di SMP dan SMA Yayasan Fasihul Lisan Kabupaten Pekalongan. Banyak sekali kegagalan yang sudah kuhadapi dari 100 mimpi itu. Namun Tuhan memberikan gantinya dalam wujud yang lain, yaitu 10 penghargaan  yang terdiri dari kejuaraan tingkat Fakultas, Regional Jawa,  Nasional, dan Asia Tenggara  bisa kugapai saat menyelesaikan  perkuliahan. Semua itu akan  terus menjadi motivasiku untuk mengembangkan dan menebarkan motivasi, serta inspirasi bagi siswa-siswaku kelak.
Saat ini memasuki tahun kedua pengabdianku sebagai guru honorer di salah satu sekolah swasta pondok pesantren terpadu yang di dalamnya  terdapat  santri-santri yang luar biasa. Setiap hari mereka    selalu dekat dengan ilmu pengetahuan dan agama. Bagaimana tidak? Mereka setiap hari bersekolah pagi hingga siang, lalu sore harinya dilanjutkan untuk kegiatan madrasah di pondok pesantren. Selama  hampir  genap 2 tahun masa pengabdianku ini setelah lulus dari perkuliahan pada tahun 2018 alhamdulillah bisa  melihat beberapa  proses dan mengantarkan siswa-siswaku berjuang mengikuti kompetisi tingkat nasional dan mendapatkan 4 kejuaraan persis seperti Bapak Ibu Dosenku yang telah membimbing hingga  aku bisa  sampai  seperti saat ini.   Terimakasih  Bapak dan Ibu guruku dimanapun berada, semoga Allah membalas segala  amal bakti dan kesabaran yang tiada henti untuk  pendidikan Indonesia yang lebih baik. Terimakasih pula Pak     SBY berkat Bapak mimpiku untuk pendidikan bisa tercapai, semoga mimpiku untuk mencerdaskan anak bangsa tidak pernah padam dan diberi kemudahan jalan.

BIODATA PENULIS
Nama lengkap Khoriskiya Novita S.Pd. Lahir di Pekalongan 24 November 1994. Pendidikan S1 Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, lulus tahun 2018. Saat ini penulis adalah guru honorer  aktif  yang mengajar sejak 8 Januari 2019 hingga sekarang. Penulis  mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Sosiologi.
Author Image

About ARMI NEWS
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment