Friday, December 21, 2018

Anak Petani Padi & Sayur Bisa Kuliah Kedokteran Berkat Bidikmisi

0
Anak Petani Padi & Sayur Bisa 
Kuliah Kedokteran Berkat Bidikmisi
Alhamdulillah
Tiada kata yang pantas diucapkan selain bersyukur kepada-Nya
Perkenalkan. Saya Doni Damora Sitorus
Salah satu penerima bidikmisi di Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Sampai sekarang saya masih berasa mimpi, sudah 4 tahun 3 bulan saya menjalani dunia perkulihan di kedokteran yang insyaAllah 1 tahun lalu selesai masa perkoasan (dokter muda). Aamiin ya robbal alamiin. 
Saya berasal dari keluarga sangat sederhana.
Orang tua saya bukanlah seorang PNS, Karyawan ataupun orang orang berduit seperti orang tua teman teman saya.
Ayah saya hanya seorang petani padi dan sayur mayur yang lahan pertanian nya saja masih menyewa dengan orang lain
Apakah itu membuat saya malu?
Tidak, tidak sama sekali kawan. 
Saya bangga, saya dilahirkamn dari seorang ibu yang pekerjaan suaminya hanya seorang petani kecil namun berkah dan halal pastinya.
Bertekat dari hal tersebut
Sedari kecil saya bercita cita ingin jadi dokter. Ingin membahagiakan orangtua pastinya dan membantu orang lain.
Ibu saya selalu cerita, sejak saya SD
Saya selalu bercerita ke ibu kalau saya ingin menjadi dokter kandungan (saya juga ga tau kenapa, hehe)
Keinginan tersebut terus terbenak sampai akhirnya saya kelas 3 SMA.
Keinginan saya sempat guyar, karena tau kalau kuliah di kedokteran biayanya sangat mahal.
Penghasilan ayah kalau dihitung saja bisa sampai 6 bulan untuk 1 semester uang kuliahnya  .
Tapi itulah hebatnya ayah dan ibu kami.
Mereka tidak pernah mematahkan semangat kami, anak anaknya untuk menimba ilmu.
Saya masih ingat kata ibu saya ("kalau takdir dokter itu sudah dibadan mu nak, apapun itu pasti akan terlaksana" ).
Hari hari pun berlalu dan tepat di ujian mid semester ganjil, temanku Niko Nababan, S.Si (dari sekolah kami, hanya saya dan niko yang terdaftar bidikmisi) memberi kabar kalau ada beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu. Bidikmisi namanya.
Wahh
Tekat yang awalnya hanya 5 watt, tiba tiba menjadi 1000 watt mendengar penjelasan dari teman ku.
Tapi satu permasalahannya  
Sekolah kami berstatus swasta dan belum pernah sama sekali siswanya mendaftar di bidikmisi dan malahan guru kami pun tidak tau apa itu bidikmisi
Beruntung bapak guru kami Cai Hen, S.T ( beliau sudah almarhum, semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT) dan Nurmeli Sormin, S.P tergerak hati nya untuk menggali informasi dan segera mendaftar kan sekolah kami ke pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) Bidikmisi.
Alhamdulillah, terbitlah 4 siswa yang terdaftar di portal ( saya, niko, Yemima dan Lizha, S.Pd ). Namun dalam proses administrasi, kedua teman perempuan saya tidak selesai sehingga hanya saya dan Niko yang berhasil terdaptar dan mendapat KAP dan PIN untuk mendaftar di SNMPTN. Saya menekatkan diri mengambil pilihan FK USU, FK UNSRI dan Tehnik Kimia USU.
Hari berganti hari dan sampai lah di pengumuman SNMPTN ( deg deg deg )
Alhamdulillah, saya masih belum berhasil di pilihan saya. 
Saya tetap semangat , masih ada jalan di SBMPTN. Kali ini saya mulai pindah pilihan. Yaa, dari FK USU menjadi FK UNSYIAH, FK UNMAL dan Pendidikan Kimia UNIMED. Dan, Allah masih berkehendak lain. Saya masih belum berhasil.
Akhirnya saya mencoba kembali di jalur lain, di STAN dan Allah masih berkehendak lain. Saya masih belum lulus.
Akhirnya untuk tahun tersebut (2013) saya bertekad untuk tidak kuliah. Saya memutuskan bekerja di PANWASLU Kabupaten Asahan dengan gaji yang lumayan yaitu 500.000/bulan.
Sebenarnya kata teman saya, Niko ( dia lulus di FMIPA USU jurusan Fisika   ) bidikmisi bisa digunakan untuk jalur mandiri dan PTS. Namun karena keterbatasan informasi, saya tidak mencobanya. Karena jika di mandiri atau swasta keterima FK ( menghayal aja kamu nak   ), dan bidikmisi tidak bisa digunakan. Waduhhh. Ga tau lah apa jadinya.
Hari berganti hari, bulan bulan berganti bulan dan akhirnya saya mencoba mendaftarkan kembali nama saya di portal bidikmisi di tahun 2014 melalui bu Meli. Akhirnya saya keterima kembali ( karena seyogianya bidikmisi bisa digunakan 2 tahun kan min, alhamdulillah   )
Dan menjelang SBMPTN, Bermodalkan belajar mandiri selama 1 tahun  saya memberanikan diri mendaftar di FK UNRI, FK UNSYIAH dan Pendidikan Matematika.
Tepat saat pengumuman SBMPTN, saat itu adalah minggu ketiga ramadhan, saya dan adik perempuan saya memberanikan untuk membukan pengumuman di jam 17.00. 
Kali ini saya diuji lagi.
Yaa,, internet nya lola ( loading lama   ). 10 menit kami menunggu namun tetap aja eror.
Sebenarnya saya takut untuk membuka pengumumannya, takut kejadian tahun lalu terulang kembali ( so sad ). Makanya saya juga memberi tau pasword dan id say ke teman akrab saya, si Niko.
Disaat jantung semakin deg degan. Tiba tiba Niko menghubungi saya.
" Don, hubungi aku. Segera !!! "
Duh nik,, apa gerangan ni. 
Dengan sigap saya langsung menelpon dan kalimat terindah yang pernah saya dengar ( alayy don 🤢 ) 
" Donn,, au lulus di UNRI. selamat pak Dokter !!! "
Allahu Akbar Allahu Akbar
Hati ini terguncang ya Allah.
Tepat selang beberapa detik si Niko memberikan kabar bahagia, monitor di warnet tempat aku membuka pengumuman akhirnya terbuka dan tertulis " Selamat, anda di terima di Pendidikan Dokter Universitas Riau ".
Spontan aku dah adikku sujud syukur dan menghebohkan seisi warnet dengan kata kata " abang lulus dekkuu !! " ( alay part 2 )
Begitulah hari hari selanjutnya hingga saya resmi menjadi mahasiswa kedokteran. 
Untuk memenuhi biaya hidup di Pekanbaru, saya mencoba berjualan minuman, gorengan dan poto kopi diktat kuliah di kelas. Teman teman sangat respect dan banyak membantu melariskan dagangan saya. Sampai sampai mereka memanggil saya sebutan Wak Don ( kebiasaan orang Medan jika mau belanja, " wakk, beli wak !! ), dan bahkan sampai saat ini di dunia perkoasan saya masih aktif berdagang.
Alhamdulillah membantu biaya karena ayah masih harus menanggung sekolah adik adik di SMA dan SMP
Beginilah hari hari yang saya jalani
Alhamdulillah uang bulanan yang bisikmisi berikan cukup untuk membayar uang kos dan kebutuhan di perkuliahan seperti uang kas dll.
Hingga saat ini, saya masih mendapat beasiswa dengan status koas ( dokter muda ) semester 2. InsyaAllah 2 semester lagi bidikmisi masih membiayai biaya perkoasan dengan syarat IPK > 2,75 ( Alhamdulillah , Allah masih mempercayakan IPK > 3 untuk saya ).
Pesan saya untuk semua terkhusus adik adikku calon maba 2019,
Jangan pernah menyerah buat adik adikku yang ada cita cita ingin menjadi dokter namun kondisi ekonomi yang pas pasan.
Tetap semangat, banyak belajar dan terpenting berdoa serta berbaktilah pada orang tua.

Salam dari anak perantauan
Doni Damora Sitorus, S.Ked

Author Image

About bidikin
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment