Monday, October 22, 2018

Sukses dalam Kesederhanaan

0
          Sebagai insan yang terlahir dari kalangan keluarga ekonomi rendah membuat insan tersebut terbentuk sebagai insan mandiri membuat saya peka terhadap keadaan dan situasi yang saya alami kemarin, hari ini dan esok. Kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu kebahagiaan dalam tangisan. Bagaimana tidak? Kelulusan ini merupakan awal untuk meningkatkan mental kemandirianku, akan tetapi ketakutan dan kecemasan yang saya rasakan adalah bagaimana cara melanjutkan pendidikan dengan keadaan ekonomi keluarga yang tergolong jauh dari harapan untuk menunjang pendidikan kedepannya.
          Dimasa pendaftaran saya mulai mencari berbagai macam beasiswa khususnya bagi calon mahasiswa kurang mampu. Akhirnya saya melamar 2 macam beasiswa yaitu Bidik Misi dan Ikatan Dinas yang diselenggarakan oleh Kementrian Perindustrian RI yang dikoordinir langsung oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Daerah. Kedua beasiswa inilah sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikanku. Akan tetapi hal ini belum mampu memecahkan dari sekian kecemasan yang kurasakan.

          Kecemasan yang melandaku membuat orangtua merasakannya juga sehingga dalam suasana hening yang disertai dengan penuh keharuan, kedua orang tuaku mengatakan bahwa silahkan kau berangkat ke Makassar untuk melanjutkan pendidikanmu. Akan tetapi saya sadar bahwa dengan ekonomi keluarga yang tergolong kurang, saya jawab lebih baik cari kerja saja dengan modal ijazah SMK. Namun mereka tetap ngotot untuk menyuruhku berangkat mendaftar kuliah, sepenggal kalimat dari mereka yang hingga sekarang tidak pernah hilang dalam ingatanku “bahasa bugis : Appangngujuno Na’ iaropale koengka dallemu ditarima mancaji Mahasiswa nasiessoji bahang diulle biayaii, lisuno mai’’ terjemahannya : Silahkan kau berangkat, kalaupun nantinya kau diterima sebagai Mahasiswa, dan biaya kami hanya mampu untuk sehari saja, maka pulanglah” yang penting kita sudah sama-sama berusaha, yang penting jangan berhenti berdoa pasti ada jalan dari Tuhan. Dari sepenggalan kalimat itulah seakan-akan menjadi beban serta motivasi bagi saya. Akhirnya berkat niat dan dukungan dari kedua orang tuaku saya memutuskan untuk berangkat ke Makassar. Keberangkatanku ini beda dengan teman-teman yang lain yang masing-masing didampingi oleh orang tua mereka, dibandingkan dengan saya hanya titipan harapan dan doa dari kedua orang tuaku yang saya genggam erat-erat sebagai teman dalam perjalananku. Hal ini bukan berarti tanpa sebab, selain dari faktor ekonomi yang kurang untuk biaya transport dll, juga karena menurutku saya pasti bisa melakukannya dengan seorang diri.

          Beberapa hari di Makassar akhirnya saya menerima pengumuman hal lamaran beasiswa Ikatan Dinas yang saya ikuti, akan tetapi isi dari pengumuman tersebut mengatakan bahwa nama saya masuk dalam daftar tunggu, tentu hal ini semakin mengurangi kesempatan saya untuk menerima beasiswa tersebut. Akhirnya saya keliling mencari kampus Negeri yang membuka pendaftaran di antaranya PNUP, UNHAS, UNM, dan UIN Alauddin. Dari kempat kampus tersebut Alhamdulillah Tuhan membukakan jalan pendidikanku di Universitas Negeri Makassar dengan status Mahasiswa Bidik Misi tentu hal ini suatu kesyukuran khususnya bagi saya dan kedua orang tuaku yang selama kepergianku selalu menanti kabar kelulusanku meskipun sebelum-sebelumnya selalu mendapat kabar menyedihkan tentang kelulusanku.

          Empat semester berlalu yang kujalani saya mulai sadar bahwa dengan bekal Beasiswa Bidik Misi ini tentu belum cukup untuk menopang segala biaya yang saya perlukan dalam pendidikan kedepannya selain biaya kehidupan yang semakin hari semakin meningkat juga saya tidak berharap banyak lagi bantuan dana dari orang tua. Akhirnya beberapa dana dari Beasiswa saya tabung untuk masuk kursus mengemudi mobil disalah satu tempat kursus mengemudi di Makassar. Saya menganggap bahwa keterampilan ini sangat perlu untuk dimiliki oleh seorang mahasiswa selain untuk menghadapi dunia kerja kedepannya juga sebagai bekal untuk mencari kerja sampingan dalam menjalankan kuliah, banyak orang yang menertawakan bahakan mereka menganggap buang-buang waktu dan uang masuk peserta kursus mengemudi. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat menghalangi rencana dan niat saya yang tetap menjalani kursus tersebut. Setelah menjalani kursus selama 14 hari sayapun mendapat sertifikat mengemudi tingkat dasar, akhirnya saya mendatangi beberapa istansi yang memerlukan jasa sopir, hal ini juga saya tawarkan kebeberapa Dosen di kampus. Suatu usaha yang tidak menghianati hasil, dari usaha itulah beberapa tawaran baik sifatnya pribadi maupun lembaga untuk mengantar baik dalam Kota Makassar juga ke luar daerah. Suatu kesyukuran bagi saya ketika mendapat tawaran tersebut tentunya biaya makan tidak lagi mengurangi uang pribadi, juga ditambah uang honor dari pengantaran tersebut. Keterampilan inilah yang hingga sekarang turut membantu biaya kehidupanku, sehingga uang beasiswa Bidik Misi dapat saya alokasikan untuk biaya pendidikanku, hingga memperoleh gelar Sarjana Sains jurusan Kimia FMIPA UNM. Keterampilan ini pula akhirnya membuat banyak orang sadar termasuk mereka yang dulu menertawakan saya bahwa hidup dengan bekal pengetahuan saja belum cukup untuk menuntaskan sebagian permasalahan dalam menempuh pendidikan. Dari aktifitas ini beberapa kerabat bahkan dosen sendiri masih belum percaya bahwa kok bisa jadi sarjana? Hal ini karena mereka taunya saya hanya fokus di luar kampus saja. Akan tetapi dari hal ini suatu kesyukuran bahwa ketidak percayaan dari orang terhadap diri kita, dapat dilawan dengan suatu pembuktian yang nyata. Pesan saya untuk para pembaca khususnya bagi teman-teman seperjuangan Bidik Misi ‘’jangan mudah putus asa, terus lawan pandangan yang terbatas lalu buktikan bahwa mahasiswa bidik misi kaya akan pengetahuan, kreatifitas dan keterampilan sebagai bekal dalam menopang kehidupan kedepannya’’.
Kalau orang lain sering mangatakan dengan membaca akan mengenal dunia maka hari ini saya dapat mengatakan pula bahwa dengan keterampilan saya dapat menjelajahi sebagian dunia. Terima kasih Bidik Misi, Terima kasih UNM...

          Sekian kisahku yang kutorehkan melalui goresan pena sebagai inspirasi dalam menggapai cita-cita. 

Nama:Nasrullah, S. Si
Nomor Handphone/WA:081241723063
Facebook:Nasrullah
Instagram:@nasrullah_ocis
Gmail:nasrullah2207@gmail.com
Pekerjaan Orang Tua:Ayah : Petani
Ibu    : IRT

Makassar, Oktober 2018
Penulis


Nasrullah, S. Si

Author Image

About Syarifah Aini
Inspiratif, Berkarya, Bermakna, Peduli

No comments:

Post a Comment